(0335) 8401552 bkpsdm@probolinggokab.go.id Jl. Raya Panglima Sudirman No. 134 Kraksaan-Probolinggo
Berita

FGD Penerapan Sistem Manajemen Kinerja ASN “Membangun Budaya Berkineja Tinggi”

31 Maret 2021, BKN mengadakan Forum Group Discusion secara online untuk seluruh Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan ,mengangkat Tema “Membangun Budaya Berkinerja Tinggi” oleh Dr. Hc. Ary Ginanjar Agustian selaku Keynote speech.

Dimasa pandemik ini ada empat tantangan yang harus dihadapai oleh Aparatur Sipil Negara dalam menghadapi revolusi Industri 4.0 antara lain tugas dan fungsi yang hilang diera 4.0, Kesenjangan Generasi, Profesionalitas dan Integritas, Rendah ny Kualifikasi dan Kompetansi. Dalam menghadapi era 4.0 seorang ASN harus memiliki Super Agility yang meliputi change Ability : mampu beradaptasi dengan perubahan apapun, Mental Ability : mampu bertahan dalam kondisi apapun, People Agility : mampu kerjasama dengan siapapun, Learning Agility : mampu memahami dan mempelajari hal baru dengan cepat, Result Agility : mampu tetap berprestasi dalam kondisi apapun. Jika kita berbicara tentang manajemen, kita akan berbicara tentang perilaku manusia dan institusi manusia (by Peter F Ducker). 


Dalam era yang sekarang ini ada delapan area perubahan reformasi birokrasi yang diantaranya :

1.      Mental aparatur, terciptanya budaya kerja yang positif bagi birokrasiyang melayani, bersih dan akuntabel.

2.      Organisasi, organisais yang tepat fungsi dan tepat ukuran.

3.      Tata Laksana, Sistem, Proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governace.

4.      Peraturan perundang-undangan, regulasi yang lebih tertib , tidak tumpang tindih, dan kondusif.

5.      Sumberdaya Manusia Aparatur, SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera.

6.      Pengawasan, meningkatnya penyelenggaraan pemerintah yang bebas KKN.

7.      Akuntabilitas, meningkatnya kapabilitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

8.      Pelayanan publik, pelayanan yang prima sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.

Mengapa transformasi bisa gagal??? 70% transformasi yang dilakukan gagal hanya menggunakan “kepala (head)” tanpa “ hati (heart)”.  Pimpinan yang berhasil dalam melakukan transformsi adalah mereka yang melibatkan aspek “hati (heart)”. Hal ini dinyatak oleh John Kotter dalam bukunya yang berjudul Heart of change.  Pada prinsip nya Transformasi dimulai dengan trasnformasi pribadi para pemimpin, organisasi yang berubah, pribadi tidak berubah.  

Solusi dalam menghadapi tantangan dalam menyelaraskan visi pribadi dengan visi negara dengan fokus membangun budaya kerja dengan cara :

1.      Transformasi individu ASN

2.      Orientasi Bekerja ASN

3.      Kombinasi IQ-EQ-SQ

4.      Pendekatan Inside-outside

5.      Pengukuran Berkala